السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI SOLUSI SEMUA MASALAH, SEMOGA BERMANFA'AT UNTUK ANDA...!!!

EMOSI DAN KOGNISI

Banyak diantara kita yang secara pribadi telah menyadari bahwa keadaan emosi tertentu misalnya perasaan sedih, marah atau mental tertekan membuat kita kurang memperhatikan apa yang terjadi di sekeliling kita. Kita juga cenderung kurang memproses informasi secara efektif.
Seseorang akan mendapat gambaran yang lebih luas bahwa dalam menjalankan suatu tugas, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh kapasitas kognitif ( kecerdasan aatau daya ingat ) yang dimiliki, tetapi juga oleh keadaan emosi yang sedang dialami pada waktu itu (Suharnan, 1996).
Para ahli psokologi kognitif, saat ini menaruh perhatian yang amat besar terhadap keterkaitan antara aspek emosi dengan proses-proses kognitif. Pertama alasan yang bersifat langsung ialah, bahwa keadaan emosi dapat mempengaruhi proses-proses kognitif dalam bentuk-bentuk atau cara-cara yang sangat penting, bahkan berakibat fatal.
Kedua, cara-cara yang lebih berguna untuk menciptakan kondisi sesaat sudah mulai di kembangkan, sehingga memungkinkan dilakukan manipulasi atau rekayasa pengalaman emosi secara eksperimental sebagai variabel bebas.
Suasana Hati dan Pemilihan Informasi
Gagasan mengenai pengaruh suasana hati terhadap pemilihan informasi disebut sebagai mood conqruence effect. Pengaruh tersebut menunjuk pada penemuan bahwa orang-orang lebih cenderung mengingat infoprmasi yang sesuai atau sama seperti keadaan suasana hati yang sedang dialmi pada waktu mereka mempelajari suatu materi atau memproses informasi. Dengan begitu, orang yang dal;am keadaan bahagiia(happy) cenderung memgingat materi atau informasi yang berisikan hal-hal yang menyenangkan dari pada materi yang berhubungan dengan kesedihan. Sebaliknya, orang yang mengalami kesedihan (un happy) cenderung mengingat meteri belajar atau informasi yang mengandung kesedihan daripada kesenangan.
Suasana hati dan Proses Mengingat Kembali
Efek ketergantunagn terhadap suasana hati muncul apabila materi yang dipelajari dalam suasana tertentu diingat kembali dengan baik apabila seseorang diuji dalam suasana hati yang serupa dengan ketika ia mempelajari materi atau menerima informasi tersebut.
Khusus mengenai hubungan antara suasana hati dengan ingatan tentang kejadian-kejadian di masa laluyang pernah di alami sseorang tampaknya ditemukan agak lain dalam penelitian yang dilakukan oleh eich, macaualay dan ryan(1994),
Apabila pada waktu mengalami suatu kejadian seseorang dalam suasanma hati senang, maka ia cenderung dapat mengingat kembali kejadian itu dengan lebih baik apabila ia dalam suasana hati yang senang pula. Seseorang yang dalam hati sedih kemudian mengalami kejadian tertentu, maka ia cenderung dapat mengingat kembali kejadian itu dengan lebih baik apabila ia dalam suasana hati ya ng netral, maka kecocokan hati antara waktu mengalami suatu kejadian dengan waktu memunculkan kembali kejadian itu dari ingatan cenderung berpengaruh positif.
Suasana Hati dan Proses Transformasi Informasi
Salah satu bagian awal yang amat penting dari keseluruhan proses kognitif ialah melakukan transformasi informasi untuk disimpan di dalam gudanmg ingatan setelah informasi itu diterima melalui alat indera (sensory). Transformasi informasi tersebut dikenal sebagai incoding. Hasil eksperimen leight dan elluis (dalam ellis dan hunt,1993)menunjukkan bahwa kelompok subjek yang ditempatkan pada suasana hati yang netral pada waktu memerima informasi menunjukkan kinerja mengingat yang lebih baik daru pada kelompok subjek yang ditempatkan dalam suasana sedih, subjek yang ditempatkan dalam suasana hati gembira dapat melakukan tugas lebih baik dari pada mereka yang ditempatkan dalam suasana hati yang bersedih, tetapi masih berada di bawah kelompok subjek yang berada dalam suasana hati yang netral.
Kesimpulan, keadaan emosional seperti suasana hati yang sedih atau gembira dapat mempengaruhi proses transformasi informasi yang netral, suasana hati yang sedih dapat mengganggu seseorang melekukan transformasi kedalam gudang ingatan.
Suasana Hati dan Ketepatan Menilai Hubungan
Jika pada beberapa proses kognisi yang lain orang melihat pengaruh dari keadaan emosi sedih seperti depresi dan sedih lebih bersifat merusak atau mengganggu daripada menguntungkan. Namun, pada kesempatan ini orang akan melihat segi positif dari keadaan depresi terhadap pengendalian aktifitas membuat keputusan dan penilaian mengenai hubungan antarobyek atau peristiwa (contingency judgment).
Suasana Hati dan Penggendalian Informasi
Studi tentang peranan suasana hati dalam proses penggendalian informasi di dalam ingatan (retrieval) harus dibedakan dengan proses transformasi informasi (encoding). Pada proses transformasi informasi dilakukan perekayasaan suasana hati sebelum subyek melakukan tugas-tugas kognitif (input of information). Sebaliknya, pada proses penggalian informasi dalam ingatan, dilakukan rekayasa suasana emosional setelah subyek selesai melakukan tugas (output of information).
Suasana Hati dan Proses Berusaha
Suasana hati mempengaruhi proses berusaha dalam menjalankan suatu tugas yang meminta penggunaan kapasitas kognitif. Pengaruh ini sangat tergantung pada jenis tugas yang diberikan kepada seseorang. Bagi tugas-tugas atau pekerjaan yang sukar, banyak menuntut usaha atau penggunaan kapasitas kognitif yang besar, maka suasana hati yang negative (misalnya stress dan depresi) sangat mengganggu. Hal ini berarti bahwa makin banyak tuntunan suatu tugas, makin besar pengaruh suasana hati yang buruk didalamnya yang dapat memperlemah usaha-usaha penyelesaian tugas.
Kecemasaan dan Kinerja
Demikian pula mengenai kecemasan (anxiety) dan interaksinya dengan tingkat kesukaran tugas. Lebih dari 20 lebih penelitian telah menemukan nahwa kecemasan memiliki pengaruh negatif yang berakibat menurunkan kapasitas kognitif seseorang dalam mengerjakan tugas-tugas yang lebih sukar atau kompleks. Sementara itu, untuk tugas-tugas yang sederhana, maka kecemasan cenderung tidak berpengaruh didalamnya (Eysenck, 1984)
Berdasarkan berbagai temuan dari penelitian-penelitian mengenai pengaruh kecemasan terhadap kinerja, Eysenck (1984) melaporkan bahwa pada umumnya kecemasan cenderung merusak kinerja dalam tugas, namun juga ditemukan hal lain yang positif dari kecemasan. Di dalam situasi-situasi tertentu, kadang-kadang kecemasan tidak mempunyai pengaruh samasekali terhadap sebuah kinerja dan kadang-kadang juga mempunyai pengaruh positif (mempermudah atau meningkatkan kinerja). Misalnya, banyak orang melaporkan bahwa sedikit kecemasan sebenarnya dapat membantu seseorang mempersiapkan diri menghadapi tes atau ujian, member ceramah, atau memahami tugas-tugas penting yang lain. Sebab dengan adanya sedikit kecemasan, maka timbul arousal (semangat) atau motivasi untuk menyiapkan diri secara baik. Sebaliknya, terlalu cemas atau khawatir terhadap tugas yang akan dihadapi juga dapat memperburuk kinerja seseorang.
Emosi dan Kesaksian
Isu praktis yang sering muncul adalah seberapa jauh ketepatan informasi mengenai suatu kejadian yang diberikan oleh para saksi mata diruang pengadilan. Proses kesaksian sangat berhubungan dengan ingatan dan persepsi orang yang melihat langsung sekitar kejadian, misalnya kecelakaan lalu lintas, perkelaian, penganiyaan. Dengan kata lain, kondisi emosi para saksi mata pada saat di ruang pengadilan ikut mempengaruhi ketepatan atau kesalahan informasi yang diberikan. Sering diakui bahwa keadaan stres, atau cemas dapat menyebabkan ingatan seseorang terganggu. Misalnya, peristiwa emosional yang traumatik kurang dapat diingat kembali dengan baik oleh seseorang. Para ahli di bidang ini cenderung percaya, bahwa keadaan stres berat dapat mengurangi ketepatan pemberian kesaksian oleh seseorang saksi mata ketika berada di ruang pengadilan. Sementara itu, pada ketegangan emosi tingat sedang cenderung tidak mempengaruhi proses kesaksian.
Suasana Hati dan Atribusi
Suasana hati yang baik atau yang buruk dapat mempengaruhi proses atribusi seseorang mengenai suatu keberhasilan atau kegagalan dari kinerjanya. Penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan oleh Current dan Harich (1993). Secara umum penelitian tersebut menemukan bahwa suasana hati mempunyai pengaruh yang bersifat moderat terhadap atribusi yang dilakukan seseorang. Perbedaan suasana hati (baik atau buruk) hanya mempengaruhi atribusi seseorang terhadap hasil-hasil kerja yang dianggap tidak penting. Untuk hasil-hasil kinerja yang penting keduanya tidak mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap proses atribusi.
Suasana Hati dan Pemecahan Masalah Secar Kreatif
Suasana hati tertentu (emosi positif atau negatif) yang tengah dialami sesorang berperan penting di dalm menyelesaikan tugas-tugas pemecahan masalah secara kreatif. Secara umum dapat dikatakan bahwa suasana hati positif lebih menigkatkan prilaku kreatif daripada suasana hati yang netral, sedangkan suasana hati yang negative cenderung menurunkan perilaku kreatif. Hasil-hasil penelitian misalnya yang dilakukan oleh Isen, Johnson, Mertz, dan Robinson (1985), dan Isen, Doubman, dan Nowicki (1987), menunjukan bahwa suasana hati (emosi) yang positif dapat menigkatkan perilaku kretif, misalnya di dalam membuat keputusan, penyelesain tugas atau pemecahan masalah. Namun demikian, oleh karena kebanyakan penelitian dilakukan di laboratorium, maka sebagian ahli masih mempertanyakan apakah peran suasana hati terhadap perilaku kreatif ini tetap konsisten jika dilakukan penelitian di lapangan, misalnya terhadap karyawan-karyawan dilingkungan suatu organisasi atau perusahaan.
Suasana Hati dan Pembuatan Keputusan
Proses pembuatan keputusan dapat dipengaruhi oleh faktor afeksi. Faktor afeksi yang sering dijadikan sebagai variable penelitian adalah suasana hati (mood), misalnya sedih, marah atau cemas (negatif), juga sebaliknya, bahagia atau senang (positif). Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa, orang yang membuat keputusan di dalam suasana hati yang baik (good mood), ia cenderung mempersepsi kejadian-kejadian negative sebagai sesuatu yang relative jarang atau hampir tidak mungkin terjadi (Johnson dan Tversky, 1983), dan bersedia mengambil resiko-resiko kecil yang hal ini tidak dilakukan oleh orang lain (isen dan Geva, 1987; Isen dan Patrick, 1983).
Hsee dan Rottenstreich (2004) mengadakan penelitian yang berkaitan dengan kecendrungan orang memilih barang-barang menarik yang ingin dibeli. Penelitian ini membedakan dua dasar pertimbangan kecendrungan memilih, yaitu penilaian yang didasarkan antara perhitungan ekonomis (calculation) dengan emosi (feeling). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, khususnya mengenai penelitian terhadap suatu barang (stimulus) yang didasarkan pada perasaan atau afeksi, membuat orang tidak sensitive terhadap jumlah variasi barang. Dengan kata lain, ketika emosi seseorang mendominasi pertimbangan dalam menilai suatu barang yang menarik, maka orang itu cenderung hanya terpaku pada pilihannya itu, dan ia tidak terpengaruh oleh berbagai macam barang lain yang ditawarkan kepadanya sebagai alternative pilihan.
Pendekatan Teoritis
Bebagai temuan yang mengindikasikan adanya pengaruh-pengaruh keadaan emosi seseorang terhadap aktivitas kognisi, pmendorong para ahli psikologi kognitif untuk melakukan interpretasi secara teoritis. Pendekatan teoritis yang dipergunakan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 3 kategori yaitu : teori network (jaringan), teori skema dan teori penjatahan kapasitas (Ellis dan Hunt, 1993). Ketga pendekatan teoritis tidak bersifat kompetitif, tetapi komplementer antara satu teori dengan yang lain dalam menerangkan keterkaitan antara aspek-aspek afeksi atau emosi dengan proses-proses kognitif.
Selain penjelasan dar ketiga teori itu, sebenarnya dapat ditambahkan satu teori lagi yakni teori arousal (teori kebangkitan). Sebab proses-proses kognitif tidak hanya dipengaruhi oleh suasana hati, stress, kecemasan dan depresi, tetapi sebenarnya termasuk juga faktor-faktor semangat (nafsu) dan keadaan motivasional yang dimiliki seseorang sedang melakukan tugas. Dengan demikian, penjelasan teoritis mengenai pengaruh atau peranan emosi didalam proses-proses kognitif manusia menjadi luas dan lengkap.
Title : EMOSI DAN KOGNISI
Description : Banyak diantara kita yang secara pribadi telah menyadari bahwa keadaan emosi tertentu misalnya perasaan sedih, marah atau mental tertekan ...

Post Comment

Entri Populer