السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI SOLUSI SEMUA MASALAH, SEMOGA BERMANFA'AT UNTUK ANDA...!!!

RANCANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

1. Latar belakang masalah
Fenomena sosial
Gejala sosial
Keterlibatan antar aspek atau variabel (didukung data)
Menarik peneliti (argumentasikan bahwa fakta dibalik fenomena itu menarik untuk diteliti)
Penting bagi orang lain (argumentatif)
Masih tergolong langka
Oleh karena itu, peneliti berminat untuk mencari jawaban-jawabannya.
• Pengertian masalah penelitian
Adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan
Bandingkan dengan pengertian kebutuhan (perorangan, kelompok, sosial)
Masalah: kebutuhan dalam prioritas tinggi, memerlukan pemecahan segera
• Perumusan dan pembatasan masalah
Perumusan masalah: pertanyaan generik tentang fakta dibalik fenomena
Pembatasan masalah: fokuskan, tidak boleh terlalu luas atau sempit
• Syarat masalah yang baik:
Observable
Managable
Berarti
Relevansi
2. Identifikasi masalah
Masalah yang sudah dirumuskan tadi, pecah ke dalam masalah-masalah yang
lebih kecil. Banyaknya submasalah yang akan dimunculkan, bergantung kepada sifat
dari masalah utamanya. Yang penting tidak boleh keluar dari masalah inti yang
tampak dalam perumusan masalah di atas.
3. Tujuan penelitian
Bukan tujuan peneliti. Targetnya adalah hasil dari penelitian setelah selesai.
Orientasinya kepada produk, hasil.
• Apa yang akan Anda cari
Hasil, proses, teori, produk
• Harus jelas dan sejalan dengan masalah yang dirumuskan
Tujuan umum dan tujuan khusus. Yang umum berkaitan dengan target
pencapaian tema atau masalah utama. Sedangkan tujuan khusus adalah tujuan-tujuan
yang lebih sempit, yaitu yang sejalan dengan identikasi masalah yang dirumuskan.
4. Kegunaan atau manfaat penelitian
• Kegunaan teoretis
Berkait dengan pengembangan ilmu
• Kegunaan praktis
Berkaitan dengan manfaat dan kontribusi langsung kepada kepentingan
lembaga, profesi, atau perorangan dalam tataran praktis
5. Kerangka berpikir teoretis, dan atau telaah pustaka
• Pengertian kerangka berfikir dan fungsinya
Kerangka berpikir teoretis
Kerangka pemikiran
Kerangka konseptual
Contoh model diagram
• Alur berfikir peneliti yang didukung oleh data hasil penelitian terdahulu
sehingga menghasilkan rumusan paradigmatis tentang masalah-masalah,
konsep, dan variabel secara terintegrasi
6. Pertanyaan Penelitian
Terutama untuk pendekatan kualitatif, deskriptif, naturalistik, grounded theory,
pasca positivistik, pragmatis.
• Pertanyakan apapun yang berada di balik fenomena
• Bisa menggunakan sebagian besar kata tanya: apa, bagaimana, mengapa,
sejauh mana, adakah, dsb.
• Peneliti terus bertanya, karena memang belum tahu. Kalau sudah tahu, tidak
perlu betanya lagi.
• Pertanyaan penelitian ini nantinya dikembangkan dalam bentuk kuesioner atau
pedoman wawancara.
7. Hipotesis
Terutama untuk pendekatan kuantitaif, positivistik, empirisme logis
• Pengertian hipotesis dan fungsinya
Secara generik, hipotesis adalah pernyataan tentang hubungan antar sesuatu yang belum teruji kebenarannya. Ia baru bersifat dugaan, namun dugaan yang mempolahubungkan antar konsep. Setiap kita sering melakukan dugaan-dugaan tertentu terhadap suatu kejadian atau fenomena, baik fenomena sosial maupun alamiah. Ketika kasus kekerasan di lembaga pendidikan STPDN (Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri) Jatinangor Sumedang Jawa Barat sempat muncul ke
permukaan (baca: media massa) hingga ke tingkat nasional sekitar pertengahan kedua bulan September 2003 akibat adanya kasus kematian praja (mahasiswa tingkat II) Wahyu Hidayat, reaksi masyarakat bermunculan. Hujatan dan tanggapan pun
bermunculan. Umumnya berupa tanggapan yang emosional. Dari kasus itu, kita pun banyak yang berhipotesis: Sistem pendidikan di STPDN tidak tepat dan perlu diubah dari pola pendidikan ala militer ke pola pendidikan model pendidikan tinggi umum;
Ada yang salah dalam penerapan sistem pendidikan di STPDN; ada lagi hipotesis yang emosional misalnya: lulusan STPDN tidak tepat jika ditempatkan sebagai pamong praja di wilayah RI yang sekarang sudah mulai menampak demokratisasinya, dsb. Hipotesis memang bersifat dugaan atau lebih tepatnya berupa semacam kesimpulan sementara, yang belum teruji kebenarannya.
Kembali kepada konsep. Konsep adalah blok bangunan proposisi, sedangkan proposisi adalah blok bangunan teori. Selanjutnya sub-sub dari proposisi meliputi hipotesis, generalisasi empiris, aksioma, postulat, dan teorema.
• Hipotesis dan bentuk-bentuk proposisi
Sekali lagi, hipotesis adalah proposisi yang ditetapkan dalam bentuk pernyataan yang bisa diuji (testable) dan meramalkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan kata lain, jika kita menatapkan ada hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan (disebut kalimat hipotesis), maka langkah selanjutnya adalah mengujinya di lapangan.
Lahirnya sebuah hipotesis bisa beragam, bergantung dari pengalaman dan kemampuan orang yang melahirkannya. Bisa dilatarbelakangi dari hasil membaca, menonton, pengamatan lapangan langsung, dsb.
Contoh menulis hipotesis yang sulit diuji dan yang dapat diuji sebagai berikut: (1) Terdapat hubungan yang jelas antara tingkat kecerdasan seseorang dengan kebahagiannya di masa yang akan datang. Ini tidak testable, sulit diuji. Konsep kebahagiaan sulit diuji. Bagaimana mungkin mengukur kebahagiaan seseorang dilihat dari aspek banyaknya senyum dan tertawa setiap hari. Namun untuk variabel tingkat kecerdasan, bisa diukur dengan bantuan pengukuran model skor IQ.
(2) Banyaknya bahan bacaan yang dimilki oleh suatu keluarga berhubungan secara positif dengan prestasi anak-anaknya di sekolah. Banyaknya buku di suatu keluarga bisa diukur, dan prestasi anak-anak di sekolah juga bisa diukur melalui laporan pendidikan di sekolah. Hipotesis dalam contoh yang kedua ini termasuk yang bisa diuji.
Generalisasi empiris.
Adalah hubungan yang menggambarkan proses induktif. Ia merupakan suatu pernyataan adanya hubungan yang dibangun dari pengamatan pertama adanya kasus hubungan-hubungan tertentu di lapangan. Contoh kasus: Semakin rapatnya penduduk akan semakin meningkat tingkat kejahatan. Hasil dugaan ini dari pengamatan, pengalaman masa lalu, dan dari hasil membaca berbagai media.
Komponen-komponen aksiomatis.
Tiga komponen aksiomatis yakni: postulat, aksioma, dan teorema.
Contoh hubungan antar proposisi dalam teori eksiomatis dalam bentuk silogisme berikut:
Proposisi 1: Jika A maka B
Proposisi 2: Jika B maka C
Karena itu:
Proposisi 3: Jika A maka C
Dalam teori ini, ada ketentuan bahwa jika proposisi 1 dan proposisi 2 benar, maka akan diikuti oleh deduksi bahwa proposisi 3 juga benar. Anda juga bisa memberi contoh model teori ini sesuai dengan pengalaman Anda sehari-hari.
• Untuk penelitian-penelitian tertentu tidak diperlukan hipotesis
Terutama pada penelitian deskriptif, kualitatif, naturalistik, grounded theory. Di sini tidak diperlukan hipotesis formal sejak awal. Nantinya, kalau sudah melakukan penelitian di lapangan, hipotesis akan muncul dengan sedirinya. Hipotesis seperti ini bukan untuk diuji namun hanya untuk kepentingan kerja dan analisis data. Disebut juga dengan hipotesis kerja.
• Syarat-syarat hipotesis
Menghubungkan dua variabel atau lebih
Harus bisa diuji
Terukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
Title : RANCANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Description : 1. Latar belakang masalah Fenomena sosial Gejala sosial Keterlibatan antar aspek atau variabel (didukung data) Menarik peneliti (argumen...

Post Comment

Entri Populer